Senin, 06 September 2010

dan jika kau...

Dan jika engkau bertanya, bagaimanakah tentang Waktu ?
Kau ingin mengukur waktu yang tanpa ukuran dan tak terukur..

Engkau akan menyesuaikan tingkah lakumu dan bahkan mengarahkan
perjalanan jiwamu menurut jam dan musim..
Suatu ketika kau ingin membuat sebatang sungai,
diatas bantarannya kau akan duduk dan menyaksikan alirannya..

Namun keabadian di dalam dirimu adalah kesadaran akan kehidupan nan abadi,
Dan mengetahui bahwa kemarin hanyalah kenangan hari ini dan esok hari adalah harapan..

Dan bahwa yang bernyanyi dan merenung dari dalam jiwa,
senantiasa menghuni ruang semesta yang menaburkan bintang di angkasa..

Setiap di antara kalian yang tidak merasa bahwa daya mencintainya tiada batasnya ?
Dan siapa pula yang tidak merasa bahwa cinta sejati, walau tiada batas,
tercakup di dalam inti dirinya,
dan tiada bergerak dari pikiran cinta ke pikiran cinta,
pun bukan dari tindakan kasih ke tindakan kasih yang lain ?

Dan bukanlah sang waktu sebagaimana cinta,
tiada terbagi dan tiada kenal ruang?
Tapi jika di dalam pikiranmu haru mengukur waktu ke dalam musim,
biarkanlah tiap musim merangkum semua musim yang lain,
Dan biarkanlah hari ini memeluk masa silam dengan kenangan dan masa depan dengan kerinduan..

Dan jika berkata,
berkatalah kepada aku tentang kebenaran persahabatan ?
Sahabat adalah kebutuhan jiwa, yang mesti terpenuhi.
Dialah ladang hati,
yang kau taburi dengan kasih dan kau panen dengan penuh rasa terima kasih.

Dan dia pulalah naungan dan pendianganmu.
Karena kau menghampirinya saat hati lapar dan mencarinya saat jiwa butuh kedamaian.
Bila dia bicara, mengungkapkan pikirannya,
kau tiada takut membisikkan kata “tidak” di kalbumu sendiri,
pun tiada kau menyembunyikan kata “ya”.

Dan bilamana ia diam,
hatimu tiada ‘kan henti mencoba merangkum bahasa hatinya;
karena tanpa ungkapan kata,
dalam rangkuman persahabatan,
segala pikiran, hasrat, dan keinginan terlahirkan bersama dengan sukacita yang utuh,
pun tiada terkirakan.

Di kala berpisah dengan sahabat, janganlah berduka cita;
Karena yang paling kaukasihi dalam dirinya, mungkin lebih cemerlang dalam ketiadaannya,
bagai sebuah gunung bagi seorang pendaki, nampak lebih agung daripada tanah ngarai dataran.

Dan tiada maksud lain dari persahabatan kecuali saling memperkaya ruh kejiwaan.
Karena kasih yang masih menyisakan pamrih, di luar jangkauan misterinya, bukanlah kasih,
tetapi sebuah jala yang ditebarkan hanya menangkap yang tiada diharapkan.

Dan persembahkanlah yang terindah bagi sahabatmu.
Jika dia harus tahu musim surutmu, biarlah dia mengenal pula musim pasangmu.
Gerangan apa sahabat itu hingga kau senantiasa mencarinya,
untuk sekadar bersama dalam membunuh waktu ?
Carilah ia untuk bersama menghidupkan sang waktu !
Karena dialah yang bisa mengisi kekuranganmu, bukan mengisi kekosonganmu.
Dan dalam manisnya persahabatan, biarkanlah ada tawa ria berbagi kebahagiaan.
Karena dalam titik-titik kecil embun pagi,
hati manusia menemukan fajar jati dan gairah segar kehidupan.

how did you know...

I remember so well
The day that you came into my life

You asked for my name
You had the most beautiful smile

My life started to change
I'd wake up each day feeling alright

With you right by my side
Makes me feel things will work out just fine

How did you know
I needed someone like you in my life

That there's an empty space in my heart
You came at the right time in my life

I'll never forget
How you brought the sun to shine in my life

And took all the worries and fears that I had
I guess what I'm really trying to say

It's not everyday that someone like you comes my way
No words can express how much I love you

untuk kau ketika cinta

Kau..
entah senyum yang harus kau lagakan
Atau pedih air matamu yang berantakan
Kau menanggapi gamang-gamang cintanya yang tinggal selangkah
Rasanya fana, atau malah fatamorgana

Entah sajak keberapa ini untukmu
Di setiap tiap cintamu berlabuh
Matamu selalu tersenyum teduh
Namun kini hatimu bergemuruh

Kau selalu bilang bilang senja
Ataukah sang fajar, entahlah aku lupa
Yang pasti mereka itu, Dia

Telah habis peluh kau penuh dalam tubuh
Berharap cintamu kan tumbuh
Namun kini meluruh
Hanya karna satu kata yang kini menjadi musuh
kau tau itu apa..

Kayaknya, nampaknya, agaknya
Kata itukah yang kau takutkan?
Melonjak jiwamu, membuyarkan impian
Begitu ia mengatakan dalam keraguan

Apa kau mau mati di sini?
Menyerah dengan air mata
Berdiri tegap dengan kepalsuan bayang bahagia
Tapakilah cintamu!

ketikaku membaca ketika cinta
Genggamilah itu ketika cinta
Hadapilah itu ketika cinta
Berariflah dirimu itu ketika cinta..

tentang mereka

beberapa waktu ini aku banyak mendengar cerita hidup seseorang..
tentang dia..
tentang mereka..
tentang cintanya..
tentang hatinya yang terluka..
entah tergores oleh siapa, dari pihak mana..

pedih.. sakit..
miris sekali cerita si pemeran utamanya..
sampai-sampai aku terkulai lemas merasakannya..
entah dia menyadari itu atau tidak..

aku memang tidak pernah melihat jelas di depan mata..
tapi bisikan tangis tak bersuara itu jelas terdengar..
dari seseorang yang berada di antaranya..

tapi aku selalu salut dengan kekuatan yang selalu dia tunjukkan dalam gores puisinya..
yang entah orang mengerti atau tidak..
tapi yang jelas itu perasaannya..

sangat tergambar jelas ia ingin orang mengerti keadaannya..
mungkin untuk meringankan perasaannya..
atau hanya sekedar mengemis kekuatan..

aku yang membaca dan mendengarnya selalu dibuat bisu..
dia hebat!! itu yang selalu kupikirkan..
kata-katanya selalu mampu menyihirku..

suatu waktu aku melihat satu sosok lagi yang belum aku kenal sebelumnya..
dia itu berpeluang besar menjadi seorang pahlawan baginya..
penyemangat barunya selalu berhasil membuatnya tersenyum kembali..
jemari tangan orang sekitarnya juga dengan lapang menggandengnya..

aku tahu benar perasaannya..
seandainya aku bisa mengetuk hati si pembuat onar itu!!
pembuat onar yang entah sejak kapan dia berperan seperti itu..
menghancurkan? tidak.. tapi iya..
entahlah..membingungkan..

tapi itu bukan jalanku..
pembuat onar itu bukan siapa siapa bagiku..
aku hanya seseorang yang mengenalnya..
ya..hanya sebatas itu..

tugas sebagai pengetuk hati itu milik orang lain lagi yang berusaha melakukannya..
bahkan aku bukan peran pembantu dalam cerita ini..
aku hanya aku..

dan kapan ini akan berakhir?
entahlah..

saat ini..
semoga saja semua itu berujung yang terbaik..
dan goresan puisi panjangnya akan segera berubah menjadi satu senyuman saja..

saat kemilau senja itu datang..
dia bahagia..
mereka bahagia dengan siapapun nantinya..
itu yang kuharapkan..
semoga..